(Ramule.com) Pengertian, aqidah secara etimologi bahasa adalah
al-Aqd yang bermakna mengikat sesuatu, yakni apa yang mengikat hati dan anggota
badan, aqidah adalah apa yang kita yakini dalam beragama. Sedangkan secara
terminologi syariat aqidah adalah iman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada ketetapan
Allah yang baik maupun yang buruk –dan perkara ini disebut rukun iman- dan apa
saja yang mengenai perkara keyakinan yang diharuskan bagi manusia untuk
meyakini dengan keyakinan yang tulus suci dan murni tanpa dicampuri keraguan,
inilah makna aqidah shahihah.
Aqidah yang benar merupakan asas pondasi bagi agama,
dan dengan aqidah yang benar itulah amal kita akan diteriman, sebagaimana
firman Allah :
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ
رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ
أَحَدًا (الكهف :110)
Artinya :
“…. Barangsiapa yang berharap untuk bertemu dengan
Tuhannya maka hendaknya dia beramal shalih dan janganlah dia mempersekutukan
dengan sesuatu pun dalam beribadah
kepada Tuhannya.” (QS. Al-Kahfi : 110)
Dan juga firman Allah :
وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ
وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ
وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (الزمر : 60)
Artinya :
“dan sungguh telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, ‘Sungguh, jika
engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah
engkau termasuk orang yang merugi.’” (QS. Az-Zumar :65)
Dan juga firman-Nya :
........فَاعْبُدِ
اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ . أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ.........
(الزمر : 2-3)
Artinya :
“…………dan sembahlah Allah dengan tulus ikhlas
beragama kepada-Nya. Ingatlah! Hanya milik Allah agama yang murni (dari
Syirik)……….” (QS. Az-Zumar :2-3)
Dan ayat yang mulia ini
dan ayat-ayat yang senada dengan jumlah yang banyak menunjukkan kepada kita
amal perbuatan itu tidak diterima kecuali jika amal tersebut bersih dari
kesyirikan. Oleh sebab itu
para Rasul alaihis shalatu was salam menaruh perhatian yang sangat besar
untuk memperbaiki aqidah terlebih dahulu. Maka yang pertama kali didakwahkan
para rasul dan nabi kepada kaumnya adalah memurnikan ibadah hanya kepada Allah
dan meninggalkan segala kesyirikan dan sarana menuju hal tersebut, sebagaimana
firman-Nya :
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ
أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ........
(النحل : 36)
Artinya :
“Dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul
untuk setiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah, dan jauhi thagut’,………..”
(QS. An-Nahl : 36)
Dan materi pertama kali yang disampaikan oleh para
rasul kepada kaumnya adalah :
........اعْبُدُوا اللَّهَ
مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ............. (الأعراف : 59)
Artinya :
“…. Sembahlah Allah, tidak ada tuhan (sesembahan
yang benar) bagimu selain Dia,……” (QS. Al-A’raf : 59)
Materi di atas adalah materi da’wah pertama kali yang
disampaikan oleh Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan seluruh para rasul. Dan
begitupula Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam setelah diangkat
menjadi rasul beliau tinggal di Makkah selama 13 tahun untuk menyeru manusia
kepada tauhid dan kepada perbaikan aqidah yang mana aqidah tersebut menjadi
pondasi beragama. Para da’I dan para muslihun mengambil langkah seperti langkah
para nabi dan rasul, mereka memulai da’wahnya dengan berda’wah kepada tauhid
dan memperbaiki aqidah umat setelah itu baru merambah keperkara-perkara yang
lain. Allahu A’lam
Sumber : Muqoror Tauhid, karya Dr. Shalih bin Fauzan
bin Abdullah Al-Fauzan
Penerjemah : Bani Afnan
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !