(Ramule.com) Ketika kapal hendak karam, sang penumpang akan mencari apa saja
disekitarnya untuk menyelamatkan dirinya , walaupun terkadang apa yang
ia gadang sebagai alat penyelamat justru menjadi boomerang baginya.
Mungkin seperti itulah keadaan Syi’ah di Indonesia, tatkala upaya
pendekatan SUSI (Suni-Syi’ah) tidak menuai hasil, atau menuai hasil yang
tidak memuaskan karena tidak mungkin madu dan pestisida bercampur untuk
diteguk. Maka beberapa pihak dari Syi’ah menjalankan propaganda
penyiaran bahwa oramas-ormas Islam memihak kepadanya.
Hal ini banyak ditemui di dunia maya, bahkan dalam situs gratisan milik Syi’ah dengan alamat syiahali.wordpress.com
tertulis di headernya “web syi'ah imamiyah ushuliyah terlengkap di
Indonesia-Malaysia dan Brunei.. Web ini membantu NU, Jama'ah Tabligh
(JT) dan Rakyat Malaysia melawan Salafi Wahabi demi persatuan Islam,
demi toleransi dan saling sayang Sunni-Syi'ah… Web ini memuat 5799
artikel pencerahan !”. Di dalam tulisan tersebut seakan Syi’ah tampil
menjadi pahlawan bagi ormas NU dan Jama’ah Tabligh dari Salafi, padahal
NU dan Jama’ah Tabligh pun menyatakan kesesatan Syi’ah. Secara tidak
langsung disadari maupun tidak, Propaganda yang dijalankan Syi’ah diatas
menjadi bumerang bagi Syi’ah sendiri, tatkala konflik Muslim dari Ormas
NU vs Syi’ah pecah di Sampang dan Puger Jember, begitu juga Konflik
Jama’ah Tabligh vs Syi’ah pecah di belahan Indonesia Timur tahun lalu,
maka umat Islam semakin tahu borok dan kudis pada sekte Syi’ah.
Tak henti-hentinya mencari dukungan, beberapa glintir dari sekte Syi’ah
mengaku memperoleh dukungan resmi dari Muhammadiyah sebagai salah satu
ormas Islam besar di Indonesia. Namun disadari atau tidak oleh Syi’ah
bahwa sangat tidak mungkin Persyarikatan Muhammadiyah mendukung Syi’ah.
Memang ada beberapa pihak dari kalangan Persyarikatan Muhammadiyah yang
ada niatan untuk mendukung Syi’ah, namun hal tersebut tidak mewakili
Muhammadiyah itu sendiri. Kami katan bahwa sangat tidak masuk akal jika
ormas Muhammadiyah mendukung Syi’ah, hal ini lantaran :
1. Sikap
Syi’ah yang gemar mencela Ibunda Aisyah .Berangkat dari kegemaran mereka
mencela Aisyah ra, maka kami berani mengatakan sangat tidak masuk akal
jika Syi’ah mendapat dukungan dari Persyarikatan Muhammadiyah. Karena di
dalam Persyarikatan Muhammadiyah terdapat ortom (organisasi otonom)
yang bernama Aisyiyah (pengikut Aisyah ra) yang berisi istri-istri dari
bapak-bapak Muhammadiyah, dan juga di dalam Muhammadiyah ada ortom
kaderisasi akhwat yang bernama Nasyi’atul Aisyiyah yang berisi
putri-putri dari Muhammadiyah dan juga istri-istri dari Pemuda
Muhammadiyah. Jika ada pihak dari Muhammadiyah mendukung Syi’ah maka
sama halnya dengan dia melaknat dan mencela istri dan putri
kesayangannya sendiri. Karena Aisyah adalah pihak yang dibenci oleh
Syi’ah dan Aisyah adalah nama yang kepadanya dinisbatkan gerakan ibu-ibu
dan putri dari Persyarikatan muhammadiyah.
2. Muhammadiyah
sebagai ormas Islam tidak mau berbuat durhaka. Hal ini karena Aisyah dan
Hafsh merupakan istri dari Nabi Muhammad, yang artinya mereka berdua
dan seluruh istri nabi adalah ibu dari umat Islam dan sekaligus ibu dari
Persyarikatan Muhammadiyah sebagai ormas Islam. Sehingga jika ada pihak
Muhammadiyah yang jatuh cinta dengan Syi’ah maka konsekuensinya dia
akan menjadi anak durhaka karena berada di pihak pencela ibunya. Secara
nalar akal sehat, tatkala kita mengaku mencintai ayah kita maka
seharusnya juga kita mencintai ibu kita. Dan tatkala kita mencintai
orang tua kita maka sangat tidak patut kita bermesrah-mesrahan dengan
orang yang melaknat orang tua kita.
3. Muhammadiyah sebagai salah
satu ormas Islam sangat memuliakan Al-Qur’an. Sebagaimana yang tertulis
dalam sejarah bahwa Hafsha binti Umar sangat berjasa dalam penjagaan
Al-Qur’an, begitu juga Utsman, dan beberapa sahabat. Oleh karena itu
Muhammadiyah sangat menghormati dan mencintai mereka sebagai Sahabat
nabi dan juga sebagai pihak yang berjasa dalam pengumpulan Al-Qur’an.
Sedangkan Syi’ah melaknat bahkan mengkafirkan pihak seperti Hafsha binti
Umar, Utsman dan beberapa sahabat pencatat Al-Qur’an. Oleh karena itu
sangat kurang masuk akal jika Muhammadiyah secara resmi bermesrahan
dengan mereka. Dan juga sangat tidak masuk akal jika Syi’ah berdalil
dengan Al-Qur’an, bukankah mereka mencela para penjaga Al-Qur’an?
Tiga logika di atas adalah sedikit dari sekian banyaknya logika untuk
mengatakan Say No To Syi’ah, sebagaimana kita katakana Say No To Drugs.
Bukan berarti ketika kita tidak bersimpati dengan Syi’ah sama dengan
kita tidak mencintai Ahlul Bait. Ahlul Bait Nabi adalah pujaan hati umat
Islam, dan Syi’ah tidaklah perantara kita untuk mencintai Ahlul Bait.
Apakah ketika kita tidak membajak sawah berarti kita tidak menafkahi
keluarga? Tentu tidak seperti itu logikanya.
Walaupun tulisan ini
bukan resmi dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tapi rasanya sebagai
warga Muhammadiyah kami mempunyai hak untuk menjawab fitnah Syi’ah dan
Ke-GR-an Syi’ah mendapatkan cinta dari Persyarikatan Muhammadiyah.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !